Like

Cari Blog Ini

Renungan Bersama

"Sekiranya kamu ingin melihat masa depan sesuatu bangsa, Maka lihatlah generasi mudanya... "

- Imam Al-Ghazali -

Jumaat, 18 Februari 2011

Pemerintah Indonesia Belum Putuskan Nasib Ahmadiyah

JAKARTA--MICOM: Pemerintah belum mampu memutuskan nasib Ahmadiyah.
 
Mereka masih perlu waktu untuk mengevaluasi Surat Keputusan Bersama (SKB) tiga menteri.

Hal itu dikemukakan Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi. Ia menyatakan pertemuan terakhir dengan presiden membahas Ahmadiyah belum menghasilkan keputusan.

Pertemuan ini dilakukan sebelum Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melakukan kunjungan ke Palu awal Februari lalu.

"Sebelum kunjungan presiden ke Palu, beliau menyatakan untuk memanfaatkan kewenangan yang dimiliki oleh masing-masing kementerian untuk menyelesaikan masalah ini. Tapi, kewenangan ini harus dibicarakan untuk mencari titik temu," ujarnya usai melakukan kunjungan ke Mamuju, Sulawesi Selatan, Jumat (18/2).

Ia menyatakan Kementerian Dalam Negeri sudah melakukan pertemuan dengan Front Pembela Islam untuk meminta pendapat mereka. Kementerian Agama pun sudah melakukan pertemuan dengan perwakilan tokoh agama.

Menurutnya, pertemuan titik temu ini tidak mudah. Karena, terdapat dua pihak yang bertentangan mengenai Ahmadiyah.

Memang terdapat beberapa alternatif penyelesaian, yakni meminta ahmadiyah untuk berdiri sebagai agama di luar Islam, membubarkan Ahmadiyah, atau tetap mengakui Ahmadiyah sebagai Islam.

"Kalau salah satu dipilih, pasti ada pihak yang tidak puas. Makanya, kami masih ingin mencari yang terbaik," jelasnya.

Ia mengungkapkan SKB tiga menteri No 3 Tahun 2008 No  KEP-033/A/JA/6/2008 dan No 19 Tahun 2008 yang mengatur tentang Ahmadiyah belum tentu tidak efektif. Menurutnya, masih perlu evaluasi atas aplikasi SKB ini.

"Apakah sudah dilaksanakan dan diawasi atau belum. jangan langsung diambil kesimpulan," tegasnya. (AO/OL-11)

Ajaran Islam Moga Mulai Resahkan Warga Padang

Penulis : Yose Hendra

PADANG--MICOM: Tarekat Naqsyabandiyah menilai ajaran Islam Moga yang berkembang di Kota Payakumbuh dan Kabupaten 50 Kota, Sumatra Barat telah menyimpang terutama amalan dalam tareqat. Jika dibiarkan, ajaran ini bisa memicu menjadi konflik horizontal.
"Mereka bukan anggota tarekat Naqsyabandiyah karena iman dan amalan sudah jauh berbeda," ungkap Syafri Malin Mudo, seorang Mursyid Tareqat Naqsyabandiyah di Padang, (17/2).
Dalam seminggu ini, Syafri yang akrab dipanggil Buya mengaku melakukan penelusuran atas keberadaan dan ajaran Islam Moga misalnya hidup berlebih-lebihan. "Padahal dalam Islam makan tidak boleh berlebih-lebihan. Makanlah dan minumlah tapi jangan berlebih-lebihan. Dan itu dijalankan oleh tarekat kami," imbuhnya.
Untuk itu, Buya menyarankan pemerintah terutama MUI Sumbar mengambil sikap tegas soal keberadaan ajaran ini.
MUI Sumbar sendiri telah menegaskan  aliran ini sesat. "Hasil kajian yang dilakukan MUI, aliran Islam Moga ini sesat. Hal ini telah diajukan ke rapat Pakem (pengkaji aliran kemasyarakatan) daerah setempat,"  kata Guslizar Gazahar Ketua Bidang Fatwa MUI Sumbar.

Ajaran Islam Moga dikembangkan oleh Ustaz Nasir di Kelurahan Padang Tangah Payobada, Kota Payakumbuh dan beberapa nagari di Kabupaten 50 Kota. Pertama kali ajaran ini berkembang di Batam oleh seorang yang bernama Dermoga sehingga ajaran ini dinamakan Islam Moga.
Dalam seminggu ini, keberadaan ajaran ini menjadi pembicaran hangat di Kota Payakumbuh dan Kabupaten 50 Kota. Bahkan dua hari yang lalu, warga sekitar mendatangi kediaman Ustaz Nasir menanyakan perihal ajarannya.
Para pengikut Islam Moga bersikeras mereka adalah bagian dari Tareqat Naqsyabandiyah Al- Qhalidiyah. Namun, pengakuan para pengikut ajaran tersebut, dibantah oleh pengurus Tareqat Naqsyabandiyah Sumbar.

Pemimpin Diktator Paling Buruk di Dunia

Inilah 7 Pemimpin Diktator Paling Buruk di Dunia


George W. Bush, King Abdullah
Inilah 7 Pemimpin Diktator Paling Buruk di Dunia. Para pemimpin diktator dunia ini tentunya akan sangat merugikan warganya, salah satunya adalah Raja Arab Saudi. Ironisnya, para pemimpin diktator dan antidemokrasi itu mendapat dukungan, baik materil maupun nonmateril dari Amerika Serikat yang selama ini mengagung-agungkan demokrasi.
Joshua Holland, editor dan penulis senior di situs analisa politik dan kajian internasionalAlterNet, mengungkap siapa saja ketujuh diktator paling buruk sedunia itu;
1. Paul Biya, Kamerun
Biya berkuasa di Kamerun sejak memenangkan “pemilu” tahun 1983. Mengapa kata “pemilu” diberi tanda kutip, karena tidak seperti pemilu pada umumnya, Biya menjadi satu-satunya kandidat presiden dalam pemilu tersebut dan ia diklaim berhasil mendapat dukungan 99 persen suara dalam pemilu tersebut.
Kamerun merupakan salah satu negara yang berhubungan dekat dengan AS. Tak heran, meski pemilu yang digelar sangat tidak demokratis, pemerintah AS tetap menggulirkan dana bantuan keuangan untuk pemerintah Kamerun lewat lembaga-lembaga finansial internasional seperti Bank Duna, IMF dan African Development Bank.
Organisasi hak asasi manusia Amnesty Internasional dalam laporannya menyebutkan bahwa pemerintahan Biya di Kamerun kerap menangkapi dan memenjarakan wartawan, melakukan eksekusi tanpa prosedur hukun dan melakukan bisnis kotor.
Pemerintah juga berusaha membungkam gerakan oposisi dengan melakukan dan menutup-nutupi berbagai pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan aparat negara. Rezim Biya di Kamerun tak segan-segan menangkap orang-orang yang dianggap menentang pemerintah, melarang warganya berkumpul atau membentuk asosiasi dan membatasi kebebasan mengeluarkan pendapat.
2. Gurbanguly Berdymuhammedov (Berdymukhamedov), Turkmenistan
Berdymuhammedov berkuasa sejak 2006 setelah presiden Turkmenistan wafat. Ia berhasil merebut tampuk kekuasaan di Turkmenistan dengan cara mengeluarkan mandat untuk memenjarakan pengganti presiden yang wafat.
Laporan Departemen Luar Negeri AS menyebutkan bahwa sejak tahun era tahun ’90-an, Turkmenistan menjadi pemain utama dalam “US Caspian Basin Energy Initiative”. Negara itu memfasilitasi negosiasi antara perusahan-perusahaan komersil dan pemerintahan Turkmenistan, Georgia, Azerbaijan dan Turki dalam pembangunan jaringan pipa bawah laut di Laut Kaspia untuk menyalurkan gas-gas alam serta ekspor gas alam Turkmenistan ke Turki dibawah bendera yang mereka sebut sebagai Trans-Caspian Gas Pipeline (TCGP)
Majalah Parade melaporkan bahwa AS menikmati pasokan minyak dari Turkmenistan. Pada tahun 2008, nilai impor minyak AS dari negeri itu mencapai 100 juta dollar. Perusahaan minyak Chevron bakan membuka kantor perwakilan sendiri di Ashgabat, ibukota Turkmenistan.
Namun pendapatan negara dari hasil ekspor gas alam dan minyak, terutama ke AS, tidak pernah dirasakan rakyat Turkmenistan. Organsasi Hak Asasi Manusia Human Rights Watch dalam laporannya menyatakan bahwa Berdymuhammedov justru menerapkan kebijakan yang mengekang kehidupan sosial rakyatnya serta bertindak represif.
3. Teodoro Obiang Nguema, Equatorial Guinea
Teodoro sudah berkuasa selama 32 tahun di Equatorial Guinea setelah menggulingkan dan mengeksekusi pamannya sendiri, Francisco Macias.
Setelah melakukan kudeta berdarah dan berhasil naik ke tampuk kepemimpinan, Obiang berjanji akan memimpin dengan cara yang lebih baik dan lebih lunak dari pendahulunya. Tapi nyatanya, Obiang tak kalah keji dengan pamannya. Tahun 1990-an, Dubes AS di negara itu bahkan pernah mendapatkan ancaman akan dibunuh hingga harus dievakuasi.
Tapi hubungan Obiang dengan AS kembali mesra setelah ditemukan sumber-sumber minyak di lepas pantai negara tersebut. Masih menurut data majalah Parade, AS mengimpor lebih dari 3 milliar produk petroleum dari Equator Guinea pada tahun 2008. Di masa-masa awal eksplorasi sumber minyak, negara itu bahkan mampu meraup pendapat mencapai 700 dollar AS tapi semua pendapatan negara itu disimpan di rekening-rekening pribadi Obiang yang dirahasiakan dan AS tutup mata atas fakta tersebut sepanjang masih bisa mengeruk keuntungan dari sumber minyak negeri Obiang.
4. Idriss Deby, Chad
Chad adalah satu negara yang menjadi sekutu AS dalam kampanye “perang melawan teror”. AS menikmati hubungan dengan Chad berupa impor minyak dari negeri itu yang nilainya mencapai 3 miliar dollar per tahunnya.
Bisnis minyak dengan AS inilah yang memperkuat rezim Idriss Deby. AS, menurut majalah Parade, juga ikut memperkuat angkatan bersenjata Chad meski miiter negara itu ditengarai mengeksploitasi anak-anak untuk dijadikan tentara.
Amnesty Internasional dalam laporan tahun 2010 juga menggambarkan buruknya situasi kemanusiaan di Chad dibawah kepemimpinan Idriss Deby. Warga sipil dan pekerja kemanusiaan banyak yang diculik dan dibunuh, maraknya kekerasan dan perkosaan terhadap kaum perempuan, termasuk anak perempuan dan anak-anak yang dipaksa menjadi tentara.
Rezim Deby menangkapi, memenjarakan dan menyiksa orang-orang dari kelompok yang dianggap oposisi pemerintah, mengintimidasi para wartawan dan aktivis hak asasi manusia, bahkan pada tahun 2009 menghancurkan rumah-rumah dan fasilitas lainnya sehingga menyebabkan ribuan orang menjadi tuna wisma, dan membiarkan pada bandit dan kelompok bersenjata berkeliaran dan mengancam keamanan rakyatnya.
5. Islam Karimov, Uzbekistan
Karimov menjadi presiden Uzbekistan sejak tahun 1990. Ia juga menjadi salah satu sekutu AS dalam “perang melawan teror”. Karimov memberi tempat bagi pasukan AS di Karshi-Khanabad, yang dijadikan sebagai basis angkata udara AS sampai tahun 2005.
Hubungan Karimov dan AS jadi “dingin” setelah ia meminta AS untuk menutup basis militer tersebut. Meski demikian, menurut Parade, hubungan dagang antara AS dan Uzbekistan meningkat dua kali lipat pada tahun 2008 dan AS mengimpor uranium dalam jumlah besar dari Uzbekistan, untuk keperluan pusat energi nuklir dan persenjataan AS. Tahun 2009, Uzbekistan bahkan memesan pesawat Boeing untuk keperluan maskapai nasionalnya, dengan nilai pembelian sebesar 600 juta dollar.
Tapi sebagai pemimpin, Karimov menggunakan tangan besi dalam mengatur rakyatnya. Laporan Human Rights Watch menyebutkan, rezim Karimov melakukan penangkapan, penyiksaan dan memberlakukan pembatasan bagi kelompok agama minoritas. Karimov bahkan disebut-sebut tak segan-segan membunuh lawan politiknya, dengan cara merebus “musuh”nya hingga mati.
6. Meles Zenawi, Ethiopia
Zenawi sudah berkuasa di Ethiopia selama 20 tahun. Tahun 2010, ia kembali berkuasa setelah partainya Front Demokrasi Revolusioner Rakyat Ethiopia memenangkan pemilu dengan dukungan suara 99, 6 persen ! ia berhasil mengintimidasi dan menekan para pendukung partai-partai oposisi dalam pemilu yang penuh rekayasa.
Ethiopia adalah sekutu strategis AS dalam agenda “perang melawan teror” dan pemerintahan Zenawi menerima sokongan dana dari pemerintah AS. Menurut lembaga U.S. Agency for International Development, AS merupakan negara donor terbesar bagi Ethiopia.
Pada masa pemerintahan Presiden George W. Bush, Kongres AS mengesahkan undang-undang yang isinya meminta pemerintah AS membatasi bantuan militer untuk Ethiopia, karena rezim Zenawi dianggap membelenggu kebebasan pers dan buruknya kondisi hak asasi manusia di negeri itu. Tapi Buhs keberatan dengan undang-undang tersebut dan tetap menggulirkan bantuan finansial dengan dalih untuk biaya “antisipasi terorisme”.
Rezim Zenawi melarang adanya kelompok-kelompok oposisi dan berdirinya lembaga swadaya masyarakat. Ia juga dianggap bertanggung jawab atas kasus-kasus penghilangan orang secara paksa. Meski demikian, AS tetap memberikan bantuan pelatihan terhadap pasukan militer Ethiopia.
7. Raja Abdullah bin Abdul Aziz, Arab Saudi
Raja Saudi ini menjadi satu dari tujuh pemimpin diktator di dunia versi AlterNet. Arab Saudi, merupakan sekutu AS yang paling penting di Timur Tengah. Selama puluhan tahun, AS memberikan layakan keamanan bagi keluarga kerajaan Saudi dengan kompensasi hasil minyak bumi negara Saudi.
Sejak menjadi Raja Saudi tahun 2005, Raja Abdullah sudah melakukan sejumlah reformasi di negaranya. Tapi Human Rights Watch menilai reformasi yang dilakukan Raja Abdullah kebanyakan masih berupa simbolis dan belum memenuhi tuntutan perlindungan atas hak asasi manusia secara konkret.
Amnesty International dalam laporan tahun 2010 menyebutkan bahwa kerajaan Arab Saudi masih memberlakukan kebijakan yang represif untuk membungkam kebebasan berpendapat dan berkumpul bagi rakyatnya. Ratusan orang ditangkap atas tuduhan teroris dan ribuan dipenjara atas nama keamanan negara. Dalam banyak hal, pemerintah Saudi juga masih membatasi hak-hak perempuan dengan mengatasnamakan ajaran agama.
sumber: eramuslim.com
WALLAHU A'LAM.....

Kekayaan Hosni Mubarak Melebihi Bill Gates, Orang Terkaya di Dunia


orang terkaya di dunia
Kekayaan Hosni Mubarak Melebihi Bill Gates, Orang Terkaya di Dunia. Presiden Mesir, Hosni Mubarak tak pernah disebut sebagai orang terkaya di dunia dalam jajaran daftar MajalahForbes. Namun, sejumlah sumber memberikan argumen.
Dilansir Yahoo!Finance dan dikutip Tribunnews.com, Sabtu (12/2/2011), selama masa pemberontakan rakyat Mesir selama 18 hari ternyata mengakhiri rezim Mubarak dalam kurun waktu 30 tahun. Tetapi, selama masa memerintah, Mubarak berhasil mengumpulkan kekayaan yang sungguh fantasis. Koran Inggris, The Guardian, mengutip sumber di Timur Tengah, mengatakan jika kekayaan Mubarak dan keluarganya berada di kisaran 40 miliar dollar AS (Rp 350 triliun) hingga 70 miliar dollar AS (Rp 650 triliun). Orang terkaya di dunia saat ini versi Majalah Forbes adalah Carlos Slim, seorang investor yang kekayaannya ditaksir 54 miliar dolar AS (Rp 482 triliun) sementara Bill Gates, bos Microsoft, berada di urutan berikutnya dengan kekayaan mencapai 53 miliar dollar AS (Rp 473 miliar).
Mubarak bukan seorang pebisnis. Ia berasal dari kalangan militer. Namun, dengan menjalankan dan konstitusi selama 30 tahun dan menghasilkan kekayaan dan hal penting yang sangat signifikan mulai dari pengembangan proyek di sungai Nil hingga ke selat Suez dan menjadi pusat aliran 4 persen pengapalan minyak di dunia. “Tidak ada akuntabilitas dan tak perlu ada transparansi,” jelas Prof Amaney Jamal dari Universitas Princeton. Menurutnya, pria kelahiran 4 Mei 1928 ini mampu menyentuh atmosfir ekonomi dengan melakukan monopoli, penyuapan,penyadapan, dan juga nepotisme. Sumber: tribunnews.com
NAUZUBILLAH......

Jumaat, 4 Februari 2011

BERITA DUKA


Innalillahi Wa Inna Illahi Rajiun....
Telah berpulang ke Rahmatullah keluarga kami "iyak mariani" pada hari ini (jum'at, 04 Februari 2011) jam 16.45 Wib di katiagan.
Semoga Al-Marhummah ditempatkan disisi orang-oarang yang BERIMAN....Sama-sama-lah kita men-sedekah-kan Al-Fatihah kepada "ARWAH"....
Al-Fatihah

Walinagari Ditahan

KELUARKAN IZIN KAYU DI HUTAN LINDUNG,

Walinagari Harus Berurusan dengan Polisi

Selasa, 29/06/2010 09:51 WIB

padangmedia.com - PASAMAN BARAT - Wali Nagari Katiagan, Kecamatan Kinali, Kabupaten Pasaman Barat, Sudirman Buyung Ganto, 57, harus berurusan dengan pihak berwajib. Pasalnya, ia diduga mengeluarkan izin pengolahan kayu pada kawasan Hutan Lindung (HL) di Jorong Mandiangin Nagari Katiagan, Kinali, Pasbar. 

Sudirman diciduk oleh Satuan Reskrim Polres Pasbar dua hari lalu di Jorong Mandiangin. Selain Sudirman, juga diamankan tersangkan lainnya, yakni Harfizon, 40, pemilik kayu. Dari tangan keduanya berhasil disita 800 batang kayu Nibung, satu unit speed boat dan dua unit masin tempel. 

Sementara, Kapolres Pasbar, AKBP Sus Edy Tafif didampingi Wakapolres, Kompol Hendri Budiman dan Kasat Reskrim, AKP Bendoet Dwi Prasetyo SIk kepada padangmedia.com Senin (28/6) kemarin membenarkan penagkapan itu. Ia mengatakatakan, kejadian perambahan hutan lindung itu sudah berlangsung selama satu tahun. Dimulai sejak tanggal 28 September 2009 hingga sekarang. 

Terungkapnya kejadian itu berkat laporan dari warga setempat. Warga merasa khawatir dengan kondisi lingkungan pantai di Jorong Mandiangin yang mulai gundul oleh aktivitas illegal logging. 

Setelah mendapat laporan, maka tim gabungan turun ke lokasi. Tim terdiri dari Reskrim Polres Pasbar, Badan Pertanahan Negara dan Dinas Kehutanan Pasbar. 

Setelah dilakukan pengukuran dengan megunakan GPS oleh BPN, memang telah termasuk kawasan hutan lindung dan juga diamini oleh pihak Dinas Kehutanan Pasbar. 

“Kebetulan langsung ditangani oleh Kabid Pengamanan Hutan dan Perlindungan Hutan, yakni Mudtasar. Setelah dicek, memang kayu yang diambil telah merambah hutan lindung," ungkap Sus Edy Tafif. 

Saat ini, kedua tersangka sudah diamankan di Polres Pasbar. Menurut keterangan Sus Edy, setelah dilakukan penyelidikan, ternyata walinagari mendapat imbalan Rp5 juta dari Pengeluaran Surat Izin Pengolahan Kayu Nibung itu. Sedangkan untuk per batangnya, kayu dijual oleh pemilik kayu pada salah seorang toke Kayu Nibung di Sibolga, Sumatera Utara. Dari total penjualan itu didapat lah uang Rp20 Juta. 

Atas tindakan yang dilakukan walinagari yang mengeluarkan surat Izin Perambahan Hutan Lindung dengan No:01/SI/WN-KTG 2009 tangal 28 Sebtember 2009 tanpa diketahui Pihak Dinas Kehutanan Pasbar, ia dikenakan pasal 78 ayat 5 jonto 80 ayat 3 huruf e dan Undang -Undang 41 tahun 1999 tentang Hutan Lindung. Ancamannya 10 tahun penjara atau membayar denda Rp5 miliar.(rud)

Batang Masang

Batang Masang, Kinali Meluap

PDF Print E-mail
2.300 Warga Katiagan Terisolasi
 
Pasaman Barat - Sekitar 2.300 warga Jorong Katiagan, Nagari Mandiangin Katiagan, Kecamatan Kinali, Kabupaten Pasaman Barat (Pasbar) terisolasi akibat terputusnya Jalan AMP II yang menghubungkan Jorong Katiagan dengan Jorong Mandiangin menuju ibu kota Pasbar Simpangempat. Informasi yang dihimpuan antara-sumbar.com, jalan tidak bisa dilewati karena air Batang Masang meluap akibat hujan lebat yang mengguyur wilayah tersebut selama sehari semalam, Senin (8/3) lalu.
"Hingga Rabu, jalan tersebut masih belum bisa dilalui masyarakat yang hendak ke Simpangempat. Jalan masih digenangi air Batang Masang. Warga Katiagan saat ini terisolasi karena jika hendak pergi ke Simpangempat harus melalui jalan berputar ke Tiku Kabupaten Agam dan memakan biaya yang tinggi," kata Wali Nagari Mandiangin Katiagan, Buyung Ganto, Rabu (10/3).
Dikatakannya, meluapnya Batang Masang tersebut akibat hujan lebat yang mengguyur Nagari Mandiangin Katiagan. "Beruntung tidak ada korban jiwa dan kita berharap jalan tersebut segera dapat dilalui karena akan sangat menyulitkan masyarakat jika ingin ke Simpangempat," katanya.
Kepala SD SMP Satu Atap Katiagan Kinali, Azwal membenarkan jalan menuju Simpangempat terputus akibat meluapnya Batang Masang. "Saya sendiri bisa sampai ke Simpangempat harus melalui jalur Tiku Kabupaten Agam dan memakan waktu empat jam perjalanan. Bisa juga melalui jalur laut ke Muara Binguang menggunakan boat, namun memakan biaya yang tinggi. Minimal Rp100 ribu sekali menyeberang," katanya.
Dikatakannya, terhadap kondisi itu, masyarakat berharap agar petugas yang berwenang dapat meninjau jalan tersebut dan memperbaiki jalan yang terputus akibat meluapnya Batang Masang.
"Kasihan melihat masyarakat yang ada di Katiagan karena jika ingin ke Simpangempat pergi berurusan, harus dengan waktu dan biaya yang tinggi melalui jalur Tiku Kabupaten Agam," ujarnya.

Pasaman Barat

Pasbar Kembangkan Minat Baca Hingga Nagari

Pasaman Barat -Pemerintah Daerah Kabupaten Pasaman Barat (Pasbar) melalui Kantor Arsip dan Pustaka terus berupaya mengembangkan minat baca kepada masyarakat Pasbar. Salah satu upaya yang akan dilakukan adalah dengan mengembangkan pustaka kenagari-nagari dan sekolah unggul yang ada di setiap kecamatan.
Mulai tahun ini kita akan bangun pustaka di setiap nagari yang ada dan akan kita tempatkan di kantor wali nagari yang ada. Sebagai tahap awal enam nagari akan memperoleh bantuan buku sedangkan sekolah0sekolah juga akan ditambahkan buku sehingga masyarakat atau siswa semakin mudah memperoleh buku melalui pustaka,'kata Kepala Kantor Arsip dan Pustaka Pasbar, Ali Zamar kepada antara-sumbar.com, Kamis (14/10).

Keenam nagari tersebut yakni Nagari Talu, Nagari Muaro Kiawai, Nagari Kapa, Nagari Lingkuang Aua, Nagari Katiagan dan Nagari Rabi Jonggor. Pustaka tersebut diletakkan di kantor wali nagari masing-masing dengan memberdayakan tenaga dari nagari yang bersangkutan.

'Pengembangan pustaka hingga ketingkat nagari merupakan salah satu upaya kita untuk meningkatkan minat baca masyarakat. Dengan adanya pusataka di nagari maka masyarakat tidak perlu jauh-jauh mencari buku ke Kota Simpangempat. Mudah-mudahan program benar-benar dapat berjalan dengan baik dan mampu meningkatkan pengetahuan masyarakat melalui membaca,'harapnya.

Selain mengembangkan pustaka di tiap nagari dan sekolah unggul yang ada, katanya Kantor Arsip dan Pustaka juga akan melakukan pendekatan kepada para tokoh adat, cadiak pandai dan alim ulama yang ada. Para tokoh tersebut diharapkan dapat berperan dalam mendorong anak dan cucu kemenakan untuk memperbanyak membaca buku.

'Buku merupakan sumber ilmu dan harus tetap dikembangkan agar anak dan cucu kemenakan tidak buta akan perkembangan zaman. Apalagi, Pasbar merupakan daerah pertanian dan perkebunan sehingga banyak hal-hal yang harus dipelajari dalam buku. Buku harus menjadi inspirasi masyarakat dan menjadi sumber dalam kehidupan,'ujarnya.

Hingga saat ini Pasbar memiliki 10.813 eksemplar dan Pabsar memperoleh dana Blokgreen dari propinsi tahun 2010 ini dan memperoleh 400 eksemplar buku atau Rp70 juta. Selain itu, untuk tahun 2011 nanti kita merencanakan akan ada penambahan 5000 eksemplar buku. Sehingga standar buku di pustaka akan dapat terpenuhi dan masyarakat akan semakin mudah memperoleh buku dan ilmu pengetahuan lainnya. (ANTARA)

 2010-10-15 13:10:18

NAGARI KATIAGAN


Mandiangin Katiagan
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Mandiangin Katiagan
—  Nagari  —
Luas
- km²
Jumlah penduduk
4200 jiwa
Mandiangin Katiagan merupakan salah satu nagari yang ada di Kecamatan Kinali, Kabupaten Pasaman barat, Provinsi Sumatera Barat. Indonesia.
Nagari ini terletak di bagian Selatan Kabupaten Pasaman Barat, atau sekitar 50 kilometer dari Simpang Empat. Sebelah utara berbatasan dengan Nagari Sasak Ranah Pasisie, sebelah Selatan dengan Nagari Tiku kabupaten Agam, sebelah Timur dengan Nagari Kinali dan sebelah Barat dengan Samudra Hindia.
Nagari Mandiangin Katiagan dihuni 4.072 jiwa dengan 867 Kepala Keluarga (KK). Sebagian besar masyarakatnya bermatapencaharian sebagai nelayan dan petani kebun. Sebagian besar lahan di wilayah Katiagan adalah lahan perkebunan dengan luas sekitar 8.200 Ha. Penduduknya 100 persen menganut agama Islam dan etnis yang mendominasi adalah suku Minangkabau dimana hampir 99% berasal dari etnis tersebut, sisanya adalah suku Mandailing dan suku Jawa.
Transportasi jalan menuju Nagari Mandiangin Katiagan harus menggunakan kapal Ponton (kapal penghubung). Akses jalan menuju Nagari Mandiangin Katiagan dapat ditempuh dari tiga jalur. Pertama, melalui jalan milik PT PMJ Kinali bisa menggunakan kendaraan roda empat sampai ke Mandiangin. Dari sini dilanjutkan dengan menggunakan Kapal Ponton menyeberangi muara menuju Katiagan. Kedua melalui jalur rawa dari Muara Bingung dengan menggunakan perahu dayung, namun jalur ini pun sangat tergantung kepada pasang surutnya air laut. Jika air laut surut, maka perjalanan menuju Katiagan harus ditempuh berjalan kaki. Sedangkan jalur ketiga adalah berputar melalui Kecamatan Tiku Kabupaten Agam, namun jalur ini semakin jauh, hampir dua kali lipat dari dua jalur pertama. Ketika antara-sumbar.com menuju daerah ini, air laut sedang surut.
Persoalan transportasi menuju Jorong Katiagan memang persoalan pelik yang harus dipecahkan bersama-sama stakeholders daerah ini. Membebani salah satu pihak tentu bukanlah pilihan bijak, mengingat pembangunan akan berhasil jika ada kerjasama dan dukungan berbagai pihak.

Nagari Terisolir Mandiangin Katiagan Pasaman Barat

Mengunjungi Nagari Terisolir Mandiangin Katiagan Pasaman Barat

Oleh: Altas Maulana
Senin, 28 Juni 2010 | 21:08:00 WIB
Mengunjugi Nagari Terisolir Mandiangin Katiagan Pasaman Barat
Mengunjugi Nagari Terisolir Mandiangin Katiagan Pasaman Barat: Negeri Kaya yang Tak Tersentuh Pembangunan"Jika air sedang pasang, kami harus menghadang derasnya gelombang, jika air sedang surut kami bisa..
Negeri Kaya yang Tak Tersentuh Pembangunan
"Jika air sedang pasang, kami harus menghadang derasnya gelombang, jika air sedang surut kami bisa berjalan kaki, namun harus siap menantang bahaya, karena jalan yang dilewati berupa rawa-rawa yang bisa mengancam nyawa."
Itulah sekelumit kisah hidup warga Nagari Mandiangin Katiagan, Kecamatan Kinali, Kabupaten Pasaman Barat (Pasbar) yang disampaikan Wali Nagari Mandiangin Katiagan, S Buyung Ganto, kepada antara-sumbar.com ketika ditemui di nagari itu, beberapa waktu lalu.
Perjalanan menuju Nagari Mandiangin Katiagan memang amatlah susah. Betapa tidak, jalan menuju Nagari Mandiangin Katiagan harus menggunakan Kapal Ponton (kapal penghubung - red). Menghadang ganasnya gelombang laut, jika tidak memiliki keberanian dan nyali luar biasa, dipastikan tidak akan pernah sampai ke Nagari Mandiangin Katiagan.
Jadi, siapa pun yang akan bepergian Nagari Mandiangin Katiagan, pasti akan merasakan susahnya transportasi. Wajar jika warga Nagari Mandiangin Katiagan sangat mengharapkan bantuan Pemkab Pasbar dan DPRD untuk memperjuangkan hadirnya sarana transportasi yang lebih baik menuju nagari mereka.
Nagari Mandiangin Katiagan yang berada di wilayah Kecamatan Kinali Kabupaten Pasbar, adalah salah satu daerah tertinggal dari 33 jorong di Pasbar. Terbukti dari akses jalan menuju nagari itu benar-benar memprihatinkan.
Di suatu siang di tengah teriknya panas matahari, antara-sumbar.com mengunjungi daerah terisolir ini. Meskipun harus menemui rintangan berat dengan melewati jalan yang susah, namun antara-sumbar.com tidak mundur selangkah pun.
Jalan menuju daerah ini memang tidak selancar menuju daerah lain di Pasbar. Dari pusat ibukota Pasbar Simpang Empat, bisa menggunakan kendaraan roda empat menuju Kecamatan Kinali sekitar 50 KM. Dilanjutkan dengan kendaraan roda dua atau mobil bergardan dua, melewati jalan tanah atau kerikil melintasi perkebunan sawit PT PMJ Kinali sampai ke Mandiangin dengan waktu tempuh sekitar tiga sampai empat jam. Sesampai di tepi penyeberangan, kemudian melanjutkan perjalanan dengan menggunakan kapal ponton, itu pun jika air sedang pasang. Jika air sedang surut, hanya bisa ditempuh dengan berjalan kaki yang jauhnya juga puluhan kilometer. Bisa dibayangkan betapa susahnya warga jika ingin berhubungan dengan dunia luar, begitupun sebaliknya.
Dari penelusuran antara-sumbar.com, sebenarnya akses jalan menuju Nagari Mandiangin Katiagan dapat ditempuh dari tiga jalur. Pertama, melalui jalan milik PT PMJ Kinali bisa menggunakan kendaraan roda empat sampai ke Mandiangin. Dari sini dilanjutkan dengan menggunakan Kapal Ponton menyeberangi muara menuju Katiagan.
Kedua melalui jalur rawa dari Muara Bingung dengan menggunakan perahu dayung, namun jalur ini pun sangat tergantung kepada pasang surutnya air laut. Jika air laut surut, maka perjalanan menuju Katiagan harus ditempuh berjalan kaki. Sedangkan jalur ketiga adalah berputar melalui Kecamatan Tiku Kabupaten
Agam, namun jalur ini semakin jauh, hampir dua kali lipat dari dua jalur pertama. Ketika antara-sumbar.com menuju daerah ini, air laut sedang surut. Bisa
dibayangkan betapa susahnya, karena harus menggunakan jalur rawa berjalan kaki sejauh puluhan kilometer.
Dalam perjalanan, benar-benar terasa betapa sulitnya melalui jalur ini. Antara-sumbar.com harus ekstra hati-hati untuk memilih tempat menginjakkan kaki. Karena rawa yang diseberangi adalah hutan bakau, ada yang tajam, runcing, tumpul, belum lagi ancaman pasang surut air laut yang bisa terjadi seketika.
Baru sepanjang dua kilo meter berjalan kaki melewati hutan bakau, badan sudah terasa penat dan kerongkongan pun kering kehausan. Namun dengan penuh semangat, akhirnya sampai juga di Nagari Mandiangin Katiagan. Dari awal perjalanan rawa ini sampai di tujuan terlihat memakan waktu tiga sampai empat jam.
Bukan sekedar cerita, antara-sumbar.com benar-benar membuktikan betapa Nagari Mandiangin Katiagan merupakan daerah tertinggal. Semua sulit, baik akses jalan maupun hubungan dengan dunia luar. Nagari Mandiangin Katiagan adalah salah satu nagari yang terletak di pesisir pantai barat Indonesia, dengan akses transportasi yang sangat sulit dan hanya bisa dituju dengan menggunakan perahu dan kapal ponton.
Belum lagi jika menempuh jalan melalui PT PMJ Kinali, jalan tanah berlobang dan bergelombang akan dihadapi siapa saja yang akan menuju tepi pantai penyeberangan ke Nagari Mandiangin Katiagan. Pohon kelapa sawit mengelilingi jalan yang seakan-akan hendak mengapit setiap kendaraan yang lewat. Sejauh-jauh mata memandang, tidak akan ada yang terlihat kecuali hanya hamparan perkebunan kelapa sawit.
Benar-benar tidak seperti yang dibayangkan, perjalanan menuju tempat penyeberangan saja sudah memakan waktu lebih kurang dua jam. Ditambah perjalanan menuju Nagari Mandiangin Katiagan menyeberang dengan berjalan kaki di rawa-rawa memakan waktu tiga sampai empat jam.
“Beginilah susahnya akses jalan menuju kampung kami. Makanya kami sangat berharap Pemkab Pasbar dan DPRD ikut memikirkan jalan alternatif menuju Jorong Katiagan. Kasihan kita dengan warga di sini harus menyabung nyawa setiap kali ingin berurusan ke ibukota kabupaten,”ujar S Buyung Ganto.
Hal sama juga dikatakan Ketua Bamus Jorong Katiagan, Nurul Hidayat kepada antara-sumbar.com. Ia pun berharap jalan menuju Nagari Mandiangin Katiagan diperhatikan. Jangan daerah yang kaya potensi sumberdaya alam (SDA) dan suberdaya manusia (SDM) saja yang diperhatikan, nagari Mandiangin Katiagan juga butuh diperhatikan.
“Kami berharap Pemkab Pasbar bersama DPRD memiliki tekad yang sama untuk membangun daerah-daerah tertinggal, terutama Nagari Mandiangin Katiagan,” ujarnya.
Tokoh masyarakat Katiagan, Tamsil Sutan Mangkuto, juga berharap jalan menuju Mandiangin Katiagan segera dibenahi. Dengan kondisi jalan saat ini, akses transportasi memakan waktu lama. Ia berharap para pejabat Pemkab Pasbar melihat langsung Nagari Mandiangin Katiagan, sehingga muncul keinginan memperbaiki jalan ke Mandiangin Katiagan.
Nagari Mandiangin Katiagan dihuni 4.072 jiwa dengan 867 Kepala Keluarga (KK). Sebagian besar masyarakatnya bermatapencaharian sebagai nelayan dan petani kebun. Sebagian besar lahan di wilayah Katiagan adalah lahan perkebunan dengan luas sekitar 8.200 Ha. Penduduknya 100 persen menganut agama Islam dan etnis yang mendominasi adalah etnis melayu dimana hampir 99% berasal dari etnis tersebut, sisanya adalah etnis Mandailing dan Jawa.
Selain dari hasil tangkapan ikan, hasil lainnya adalah buah kelapa sawit. Wilayah pemukiman penduduk Jorong Katiagan menyebar, tetapi pemukiman ini tidak langsung berbatasan dengan laut, melainkan dibatasi sungai dan daratan.
Kekayaan alam laut memang menjadi magnet kuat di Nagari Mandiangin Katiagan, terbukti banyaknya warga yang berprofesi sebagai nelayan. Apalagi hasil laut di kawasan itu begitu menjanjikan. Hasil tangkapan ikan mencapai ratusan ton per minggu.
Namun sayang potensi besar tangkapan ikan itu, sulit untuk dibawa keluar karena sulitnya akses transportasi. Masyarakat percaya jika masalah transportasi ini bisa diatasi, nagari mereka akan menjadi salah satu penghasil ikan terbesar di Pasbar.
Masih karena masalah transportasi, sebagian besar anak usia sekolah banyak yang putus pendidikan. Kebanyakan mereka hanya menamatkan pendidikan sampai bangku Sekolah Dasar (SD) dan sedikit sekali yang sampai ke bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Secara umum infrastruktur yang ada di Jorong Katiagan belum selengkap infrastruktur yang ada di jorong lainnya. Saat ini Jorong Katiagan belum memiliki bangunan tambat perahu, Tempat Pelelangan Ikan (TPI) dan pasar.
Lebih memiriskan lagi Jorong Katiagan belum memiliki tempat mandi cuci kakus (MCK), sehingga warganya banyak buang air besar dan kecil ke sungai yang ada di sekitarnya. Tentunya tindakan warga ini akan mempengaruhi kesehatan. Selain itu, warga Jorong Katiagan masih hidup dalam kegelapan tanpa aliran listrik, mereka hanya menggunakan lampu dinding dari minyak tanah.
Selain keterbatasan sarana-prasarana, Jorong Katiagan juga secara akses komunikasi sangat tertinggal. Selain lokasi yang jauh, Jorong Katiagan juga tidak memiliki jaringan komunikasi, baik telepon kabel maupun seluler.
Fasilitas yang ada di Jorong Katiagan hanya berupa fasilitas kesehatan terdiri dari tiga buah Posyandu dan Kesling satu buah. Sedangkan fasilitas pendidikan SD dua buah dan satu SLTP yang masing-masing memiliki gedung yang sederhana.
Dijelaskan Tamsil Mangkuto, secara umum untuk pengembangan Jorong Katiagan ke depan diperlukan infrastruktur, seperti jalan masuk menuju Katiagan yang selama ini akses jalannya sangat susah dilalui sehingga perekonomian masyarakat jadi terhambat.
Apabila ada akses penyeberangan antara daratan permukiman dengan daratan di pantai, akan banyak potensi ekonomi yang bisa dikembangkan seperti, lahan daratan tersebut dapat digunakan sebagai sentral pengolahan ikan.
Selain itu, potensi alam dan pantainya yang indah sangat bagus dikembangkan sebagai objek wisata. Selain itu akses jalan ke Tiku juga akan mudah karena sudah ada jalan yang telah dirintis, hal ini akan mempercepat akses ekonomi masyarakat.
Jorong Katiagan juga memiliki sungai yang mengelilingi kejorongan tersebut, dimana sungai tersebut belum tercemar dan merupakan sarana transportasi yang sering digunakan ke pusat ibukota Nagari, dan merupakan sumber mata pencaharian penduduk setempat untuk menangkap ikan.
Jorong Katiagan juga memiliki hutan mangrove lebih kurang 200 Ha yang hidup di sepanjang pantai, muara sungai dan sepanjang sungai. Hutan mangrove merupakan tempat berpijak, mencari makan dan tempat pembesaran berbagai jenis ikan. Hutan mangrove juga dimanfaatkan masyarakat sebagai tempat mencari ikan, kepiting, udang dan ada juga yang mengambil kayu bakau untuk perumahan.
Selain memiliki hutan mangrove yang luas, Jorong Katiagan juga merupakan salah satu jorong yang dikelilingi sungai. Dengan adanya sungai yang bermuara di Jorong ini, maka terbentuk estuaria atau ekosistem air payau.
Tipe estuaria di jorong katiagan adalah tipe estuaria daratan denga luas 75 Ha. Adanya ekosistem estuaria berpotensi sebagai lahan budidaya ikan seperti budidaya ikan bandeng dan tambak udang. Apalagi adanya lahan hutan mangrove yang dapat dijadikan sebagai tambak untuk budidaya.
Organisme-organisme yang hidup di ekosistem estuaria adalah berbagai jenis ikan, udang, kepiting, buaya dan organisme-organisme lain yang dapat beradaptasi dengan perubahan salinitas yang tajam. Ekosistem estuaria ini juga merupakan tempat masyarakat dalam menangkap ikan.
Dari pengamatan antara-sumbar.com. Gebrakan Pemkab Pasbar mengunjungi daerah ini untuk merasakan langsung sulitnya akses transportasi menuju Mandiangin Katiagan patut diacungi jempol. Daerah tertinggal dengan potensi kekayaan alam dan laut melimpah ini memang butuh perhatian serius.
Persoalan transportasi menuju Jorong Katiagan memang persoalan pelik yang harus dipecahkan bersama-sama stakeholders daerah ini. Membebani salah satu pihak tentu bukanlah pilihan bijak, mengingat pembangunan akan berhasil jika ada kerjasama dan dukungan berbagai pihak.
Menanggapi keluhan dan harapan masyarakat Nagari Mandiangin Katiagan, Bupati Pasbar, H Syahiran, menyatakan akan terus berusaha bersama DPRD Pasbar untuk mencarikan jalan ke luar, agar masyarakat Katiagan bisa lepas dari ketertinggalan.
Dana APBN untuk pembangunan jalan dan jembatan pascabencana akan diusahakan bisa dialihkan ke nagari ini. ”Kita berharap masyarakat bersabar, karena semua butuh proses. Saat ini, dari 22 daerah tertinggal, 20 daerah sudah bebas dan sudah bisa dilewati kendaraan roda dua. Mudah-mudahan ke depan kita bisa lebih baik lagi,” katanya.

MASALAH KAMPUNG KITA - Siapa yang patut dipersalahkan

TV Al-Quran

TvQuran

Catatan Popular