Warga Minta Lahan Dikembalikan
inilah.com/Wirasatria
Powered by Translate
INILAH.COM, Padang — Demi menyampaikan
aspirasi, ratusan warga Jorong Labuhan dan Subang-Subang, Nagari Tiku V
Jorong, Kecamatan Tanjung Mutiara Kabupaten Agam meninggalkan kampung
halamannya selama berjam-jam, untuk berunjuk rasa di halaman Mapolda
Sumbar dan Kantor Gubernur Sumbar, Jumat (16/12).
Mereka
memperjuangkan hak-hak mereka akan 600 hektare tanah ulayat nagari,
yang telah 17 tahun dikelola oleh Koperasi Unit Desa (KUD) Mutiara Sawit
dan PT Agra Masang Perkasa (AMP) Plantation.
Warga mengklaim,
hasil koperasi tersebut belum pernah dinikmati masyarakat dan meminta
tanah tersebut segera diserahterimakan kembali kepada masyarakat Labuhan
dan Subang-subang.
Tak tanggung-tanggung, untuk menuju
Padang, mereka mencarter lima bus yang sesak penuh diisi warga. Tiga
diantara bus itu adalah bus Angkutan Kota Antar Provinsi (AKAP) yang
biasa beroperasi rute Lubuk Basung-Dumai-Jakarta, yang masing-masing bus
berkapasitas 90 orang. Sedangkan sisanya merupakan bus Angkutan Kota
Dalam Provinsi (AKDP) yang biasanya beroperasi rute Lubuk Basung-Padang.
Unjuk
rasa ini dilakukan oleh berbagai tingkatan umur. Mulai dari yang tua,
pemuda, anak-anak, bahkan ada ibu-ibu yang sengaja membawa bayinya untuk
berunjuk rasa. Dengan penuh kompak dan semangat mereka terus bersorak,
agar aspirasi mereka bisa terpenuhi.
Menariknya, sebagian
pengunjuk rasa sengaja membawa bekal maka nan dari rumah. Akibatnya, di
saat sebagian bersorak menuntut keadilan, pengunjuk rasa yang kelaparan
bisa langsung makan di belakang barisan.
Tak hanya itu
saja, dalam kerumu nan itu ternyata juga ada puluhan perantau, yang
sengaja pulang kampung hanya untuk membantu perjuangan warga di tanah
kelahiran mereka. Zenedi (44), salah seorang perantau mengaku ikut
tergerak hati untuk bahu membahu memper juangkan hak masyarakat banyak.
Demi
perjuangan itu, Ia bersama perantau lainnya rela terbang dari Bogor
untuk bersatu bersama massa dalam memperjuangkan aspirasi.
“Selama
ini kami para perantau rela bolak-balik dari Jawa ke Sumbar, untuk
berpartisipasi memperjuangkan hak masyarakat kami. Permasalahan ini
telah lama terjadi, namun tidak pernah berujung,” ujar Zenedi ketika
ditemui Haluan di antara kerumunan massa di halaman Kantor Gubernur.
Permasalahan
ini terjadi sejak 1994 lalu. Awalnya, Ninik Mamak Nagari Tiku
menyerahkan lahan seluas 2.000 hektare kepada PT AMP, sebuah perusahaan
perkebunan kelapa sawit milik warga asing, dengan kesepakatan awal 70
persen untuk kebun inti dan 30 persen untuk kebun plasma, yang akan
dibangun secara bersama-sama. Artinya, 600 hektare harus diserahkan
kepada warga.
Namun kenyataannya, PT AMP menunjuk KUD
Mutiara Sawit sebagai mitra, tanpa melibatkan ninik mamak sang pemilik
ulayat yang menyerahkan tanah.
Begitu juga untuk hasil perkebunan,
hanya mengalir ke KUD tanpa bisa dinikmati masyarakat. Dialog yang
dimediasi Pemkab Agam untuk menyelesaikan permasalahan ini telah
dilakukan berkali-kali, tapi hingga saat ini belum menemukan titik
terang.
Bahkan dalam kasus ini, Sekretaris KUD Lazuardi
Erman, yang kini menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD Agam, telah
ditetapkan sebagai tersangka. Namun masyarakat kembali naik pitam,
karena kasus tersebut seolah-olah berjalan di tempat.
Dalam
unjuk rasa itu, ada beberapa tuntutan yang disampaikan warga dan
diserahkan secara tertulis kepada Polda Sumbar dan Pemprov Sumbar. Warga
menuntut peme rintah untuk mencabut/mem bekukan/membatalkan Badan Hukum
KUD Mutiara Sawit Jaya, menuntut agar PT AMP meng hentikan segala
aktivitas dan tran sasksi keuangan, serta mengem balikan tanah seluas
600 hektare tersebut kepada masyarakat.
Kepada Polda Sumbar
mereka menuntut agar menangkap dan mengadili oknum-oknum yang terlibat
dalam permasalahan itu. Mereka juga menuntut gubernur untuk mengeluarkan
surat izin pemeriksaan bagi tersangka Lazuardi Erman, sehingga bisa
ditindak cepat oleh pihak kepolisian. [mor]
Sumber: http://sindikasi.inilah.com/read/detail/1808846/warga-minta-lahan-dikembalikan
Dapatkan berita populer pilihan Anda gratis setiap pagi
di sini
atau akses mobile langsung http://m.inilah.com via ponsel dan Blackberry !
Tiada ulasan:
Catat Ulasan