Puluhan Rumah Karyawan PT Mutiara Agam Terendam
INILAH.COM, Agam -Hujan
lebat sejak Jumat (4/11) siang sampai malam, dan pagi Sabtu (5/11),
mengakibatkan sekitar 300 KK warga Jorong Gadih Angik, Nagari Tiku V
Jorong, Kecamatan Tanjung Mutiara, dikepung banjir.
Sementara puluhan petak rumah karyawan PT. Mutiara Agam, yang berada dalam jorong yang sama, juga terendam.
Belum
diperoleh informasi, berapa kerugian akibat musibah banjir tersebut. Di
Muaro Putuih, sekitar 150 KK juga dikepung banjir. Kamis (3/11) malam,
juga terjadi bencana longsor di Bukit Malintang, yang merenggut nyawa
seorang bocah bernama Syaiful (10). Selain itu, satu unit rumah juga
rusak, seperti disampaikan Camat Tanjung Mutiara, Boy Vetris, SH, M.Si
dari lokasi banjir, via ponselnya, Sabtu (5/11).
Kawasan
tersebut dikepung banjir akibat meluapnya Batang Tiku, Batang
Antokan-Kalulutan, dan Batang Masang. Banjir memutus hubungan Jorong
Gadih Angikdan Muaro Putuih dengan kawasan sekitar. Mengingat hujan
masih turun di kawasan hulu Batang Antokan-Kalulutan, Batang Tiku, dan
Batang Masang, warga mencemaskan banjir kiriman yang lebih dahsyat.
Batu
baronjong pengaman pondasi jembatan Durian Kapeh juga sudah dikupak
banjir. Bila tidak cepat dilakukan upaya pengamanan, jembatan yang
membentang di atas Batang Tiku itu terancam ambruk.
Jembatan
Durian Kapeh merupakan salah satu jembatan yang berada di jalan
provinsi, yang menghubungkan Agam, dan Pasaman Barat dengan ibu Provinsi
Sumbar, Padang.
Kepala
Pelaksana (Kalak) Badan Penangulangan Bencana Daerah (BPBD) Agam, Drs.
Martias Wanto Dt. Maruhun beserta staf, kini sedang melakukan upaya
evakuasi warga Gadih Angik ke tempat yang aman.
Menurutnya,
via ponselnya, saat ini banjir cukup tinggi menggenangi rumah warga di
kawasan perkebunan PT. Mutiara Agam. Sementara jalan masuk perkampungan
warga Gadih Angik digenangi banjir.
“Hubungan
darat praktis terputus dari dan ke Gadih Angik. Warga mencemaskan
terputusnya suplai bahan pangan dan kebutuhan mereka, bila banjir terus
berlanjut,” ujarnya.
Di
Kecamatan Ampek Nagari, menurut Camat Syahrul Hamidi, SH, banjir juga
merendam kebun sawit dan jagung warga di kawasan Alahan Duku, Nagari
Bawan.
Badan
jalan yang terban masuk kali, di Sarasah, Nagari Sitanang sudah
ditinjau petugas Dinas PU Agam. Menurut Kadis PU Agam, Ir. Yunaldi, akan
dibangun kembali dam pengaman pinggir jalan, dalam upaya memperbaiki
kondisi jalan yang rusak.
“Secepatnya
kita carikan dananya, karena jalan itu sangat penting bagi kelancaran
transportasi dari Kecamatan Ampek Nagari menuju ibu Kabupaten Agam,”
ujar Yunaldi. Di Marambuang, Kecamatan Palembayan, sekitar 15 meter
badan jalan terban masuk jurang. Dengan demikian hubungan
Matur-Palembayan praktis terputus sejak dua hari lalu.
Sedangkan
Kecamatan Lubuk Basung, Tanjung Raya, dan Matur, sampai saat ini masih
aman dari bencana. Menurut Camat Lubuk Basung, Rahmad Lasmono, AP, MAP,
hujan lebat yang mengguyur Lubuk Basung belum menimbulkan bencana,
kemarin. Namun beberapa titik pada badan jalan sempat digenangi air.
Di
Matur, menurut Camat Helton, SH, hujan lebat memang mencemaskan warga.
Namun sejauh ini belum terjadi bencana. Walau demikian warga dihimbau
untuk selalu waspada.
Zona merah aman
Kecemasan
banyak kalangan terhadap keselamatan warga dan harta benda mereka di
zona merah, Jorong Pandan, Galapuang, Batu Nanggai, dan Muko Jalan,
Nagari Tanjung Sani, Kecamatan Tanjung Raya, ternyata tidak beralasan.
Pasalnya, kawasan tersebut sampai saat ini masih kondusif dan tidak ada
bencana.
Bahkan,
menurut Wali Nagari Tanjung Sani, Y. St. Sarialam, ketika hujan lebat
mengguyur Lubuk Basung dan sekitarnya, di Tanjung Sani hanya gerimis.
Walau demikian, ia mengimbau segenap warga selalu waspada. Karena
bencana bisa saja datang tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.
“Syukur
Alhamdulillah, sampai saat ini nagari kami aman,” ujarnya, ketika
dihubungi via ponsel Sabtu (5/11). Hal senada disampaikan Camat Tanjung
Raya, Syatria, S. Sos, M.Si. Menurutnya, hujan sejauh ini belum membawa
petaka bagi warga di kecamatan itu.
Walau
demikian, ia mengimbau segenap wali nagari dan perangkat nagari untuk
selalu waspada. Bila terjadi bencana, mereka diminta cepat melapor ke
Posko Kecamatan, atau langsung ke BPBD Agam. Setiap wali nagari sudah
dibekali radio komunikasi, agar informasi mengenai bencana cepat bisa
disampaikan kepada pokso kecamatan atau ke posko BPBD Agam.
Hujan
lebat memang cukup mencemaskan warga. Bahkan ada warga yang tidak bisa
tidur semalaman, karena gemuruh air bah di aliran bandar yang tidak
begitu jauh dari rumah mereka.
Salah
seorang warga Sungai Tampang, Nagari Tanjung Sani, Wit, menuturkan,
gemuruh air bah di bandar dekat rumahnya membuat ia dan sang suami tidak
bisa tidur. Ia bahkan berniat mengungsi untuk sementara ke rumah
keluarga dekatnya di Lubuk Basung.(ndr)
Sumber: http://sindikasi.inilah.com/read/detail/1793614/ratusan-keluarga-dikepung-banjir
Dapatkan berita populer pilihan Anda gratis setiap pagi
di sini
atau akses mobile langsung http://m.inilah.com via ponsel dan Blackberry !
Tiada ulasan:
Catat Ulasan